... Asal Usul Karang Wareng ....
Begini cerita nya:
Karangwareng dahulu nya merupakan sebuah pedukuhan yang di sebut Buleran Harja yang di bangun sekitar abad ke -15 oleh 2 orang jawara yang sangat terkenal kesaktian nya
Di sebut karangwareng oleh karena di sini terdapat pohon wareng.
Ke 2 orang jawara itu adalah :
1.Pangeran cakrabuana di bantu oleh buyut gawul.buyut dingkul.buyut walang dan buyut weling yang sampai sekarang makam nya masih terawat di wilayah desa karangwareng.
2.Tamiyang sono. Makam nya di sebelah barat masjid desa
Pada awal perkembangan daerah karangwareng berada di bawah kekuasaan Pangeran pangembangan (pangeran suta jaya upas).Di mana penduduk karangwareng setiap tahun di haruskan membayar upeti berbagai macam kebutuhan seperti.beras dan hewan peliharaan.Untuk menjalan kan pemerintahan pangeran suta jaya menunjuk ki buyut ngabei sebagai kuwu pertama yang terkenal kemana mana karena kesaktian dan kejantanan nya berkat ajimat dari pangeran suta jaya upas (makam ki buyut ngabei hingga kini masih ada terletak di sebelah timur lapangan bola desa karangwareng-blok asem) Ki buyut ngabei mempunyai kaki tangan (pasukan) yang bernama pasukan gelap.Pasukan tersebut terdiri dari ki buyut ngadinah.buyut cengklok dan buyut garana yang tugas nya untuk menjaga keselamatan desa dan rakyat nya
Jika ada tetamu yang datang ke desa karangwareng dengan itikad tidak baik bertindak sewenang wenang dan melanggar adat istiadat maka pasti akan berhadapan langsung dengan kaki tangan ki buyut ngabei.Sebalik nya apabila tetamu datang dan berdiam de desa karangwareng dengan tunduk dan taat terhadap adat istiadat desa di pastikan tetamu ini mendapatkan kemulyaan serta memperoleh penghargaan dari seluruh penduduk desa.
Di sebagian rakyat karangwareng berkembang kepercayaan bahwa setiap bayi laki laki maupun perempuan di larang memakai gelang kerenceng di kaki nya juga di.larang memakai cecentul di atas rambut atau ubun ubun.Sebab dahulu ketika karuhun karangwareng mengetahui akan terjangkit suatu wabah penyakit atau akan mendapatkan kebahagiaan atau kemakmuran.Maka para karuhun tersebut mengelilingi wilayah desa karangwareng waktu tengah malam (biasa nya pada malam jumat kliwon) serta memakai kerencengan untuk menjaga dari hal hal yang tidak di harapkan.
Di sebelah barat alun alun desa karangwareng dahulu ada pagubangan badak dan goa siparung anjing.
Rakyat yang suka prihatin dan percaya pada keramat sesepuh desa meyakini bahwa pada waktu sepi di tempat itu akan muncul binatang seperti badak.
Sebelum tentara belanda datang goa tersebut masih terdapat lubang nya kemudian tentara belanda membuat barak tempat makanan kuda di alun alun di mana kotoran nya di buang ke sembarang sehingga menutup lobang goa.akibat nya kuda kuda kompeni yang banyak itu semua nya mati.karena belanda tidak menghargai tempat karuhun tersebut.yang di percaya di jaga oleh pangeran Sukmaningrat tangan kanan (orang kepercayaan) Pangeran Suta jaya Upas dan Pangeran Cakrabuana.
Selain itu ketika masih ada pohon asem dan beringin yang besar di tengah alun alun Pada malam jumat kliwon atau pada malam yang baik suka terlihat oleh orang yang sedang tirakat/prihatin ada cahaya yang menyala seperti petromak.
Sekarang ini di tengah alun alun desa karangwareng berdiri tegak sebuah pohon beringin setengah besar.Konon di tempat tersebut masih ada yang menunggu nya yaitu karuhun desa
Setiap tahun jika akan membuka tanah/sedekah bumi atau mapag sri dan akan panen di adakan selamatan atau syukuran di balai desa atau suka di adakan pagelaran wayang kulit .
Setelah panen padi juga di adakan selamatan/syukuran di balai desa.Apabila ada musibah yang menimpa warga desa seperti terserang wabah penyakit atau kesusahan lain nya.di adakan syukuran/doa tulak bala dengan membuat tumpeng di alun alun.
Semua orang juga perangkat desa karangwareng di larang memukul meja di desa dalam keadaan bagaimana pun apalagi dalam keadaan emosi
Nah begitu lah cerita nya
Gambar cuma ilustrasi saja
Suka · · BagikMinggu, 21 Desember 2014
.. Sejarah Desa Matangaji ....
Lokasi desa Matangaji memang terpencil di ketinggian dengan udara menyengat sepanjang hari.Tak seperti di pusat kota cirebon yang panas.Desa yang tertata dengan apik dan asri jalanan cor pohon pohon rindang.pemukiman yang tertata bersih dan jauh dari kekumuhan.
Di lihat langgam bangunan nya seperti nya bangunan bangunan rumah penduduk di sini sudah di bangun permanen setidak nya sejak penghujung 70 an hingga awal 80 an.Kesimpulan sederharna bahwa penduduk desa ini cukup makmur secara merata.
Di tengah desa matangaji saat ini berdiri sebuah masjid megah nama yang tertulis beraksara arab di teras depan bagian dalam nya.terbaca " Masjid Jami Al-barokah " lokasi nya memang berdekatan dengan kantor kuwu matangaji.
.... Asal Usul Desa Matangaji ...
Begini cerita nya :
Matangaji adalah gelar yang melekat kepada sultan sepuh Shafiudin sultan cirebon yang berkuasa di keraton kasepuhan tahun 1773-1786.Beliau merupakan sultan ke 5 yang berkuasa di keraton kasepuhan setelah kesultanan cirebon di pecah menjadi 3 di tahun 1667 yakni keraton kasepuhan.keraton kanoman.dan yang ke 3 adalah panebahan cirebon yang tidak memiliki keraton atau pun daerah kekuasaan.
Matangaji juga merupakan nama sebuah desa di kecamatan sumber di kabupaten cirebon
Sultan Shafiudin Matangaji dan desa Matangaji memang memiliki keterkaitan sejarah yang sangat erat.
Cerita tutur menyebutkan bahwa desa matangaji memang merupakan basis dakwah sultan shafiudin
Kesultanan cirebon dan VOC (belanda) menanda tangani perjanjian kerja sama perdagangan pada tanggal 7-januari-1681.Dan sejak itu VOC senantiasa melakukan tekanan politik kepada cirebon untuk mendapat kan ke untungan sebesar besar nya.Dapat di.pahami bila kemudian sultan shafiudin bersama beberapa tokoh lain nya secara diam diam meninggalkan keraton pergi ke daerah pedalaman yang sulit di ketahui.VOC.
Nama nama daerah di kecamatan sumber Secara tidak langsung memberikan rangkaian cerita perjalanan sultan shafiudin.
Di mulai dari kampung atau blok Capar yang arti nya capai (capek) dan lapar yang merupakan tempat persinggahan
Rombongan beliau untuk melepas haus dan dahaga.
Nama kampung blok pesantren terkait dengan pesantren yang pernah beliau bangun di daerah itu.Menyusul kemudian nama sida wangi terkait dengan pesantren yang beliau bangun terkenal kemana mana hingga mengharum kan daerah tersebut.
Sida artinya : menjadi dan wangi artinya : harum.
Sultan shafiudin meninggal kan desa sida wangi menyusuri hutan ke sebelah barat lalu membuat pesanggrahan kecil tempat beristirahat bersama para pengikut nya.Tempat itu sekarang di sebut blok pedaleman.Artinya : tempat istirahat para dalem atau orang keraton termasuk sultan shafiudin
Di sana beliau kemudian mendiri kan pesantren dan santri nya berdatangan dari berbagai pelosok.Kepada santri nya beliau menganjur kan apabila mengajar mengaji jangan tanggung tanggung harus sampai matang dan menggunakan mata hati.
Itu lah sebab nya hingga sekarang daerah ini di namakan desa matangaji
Menilik banyak nya daerah yang nama nya terkait dengan perjalanan beliau dapat di duga bahwa perjalanan itu memakan waktu cukup lama.
Catatan sejarah menyebut kan bahwa masa berkuasa nya sultan shafiudin hanya 13 tahun saja sehingga bisa jadi perjalanan tersebut sudah di mulai sejak beliau belum naik tahta sebagai sultan di keraton kasepuhan.
Terlebih lagi bila kita menelusuri legenda di tengah masyarakat tentang beliau yang di sebut sebut datang ke (desa) matangaji tidak sekedar untuk mengajar mengaji tapi juga meneruskan kekuasaan leluhur nya sebagai penakluk " mahluk halus " wilayah barat pulau jawa yang berpusat di matangaji
Bagi masyarakat luas di nusantara secara umum di pahami bahwa seorang sultan tidak hanya merupakan penguasa " wilayah lahir " tapi juga merupakan penguasa " wilayah bathin " Pusat kekuasaan " mahluk halus " di matangaji pertama kali di takluk kan oleh Raden kian santang kemudian di teruskan oleh keponakan nya yang tak lain adalah syarif hidayatullah sampai kemudian di teruskan oleh sultan matangaji shafiudin.
Di titik penaklukan itu di tandai dengan sebuah cawan tempat menampung air kehidupan.banyu panguripan.tirta mala.meski kau tak kan menemukan setetes pun air di sana maupun di sekitar tempat itu
Di manakah 3 tokoh yang di sebut kan nama nya itu di makamkan.
Dalam buku tentang komplek pemakaman astana gunung jati di gunung sembung di sebut kan bahwa syarif hidayatullah alias kanjeng sunan gunung jati di makamkan di area inti astana gunung jati begitu pun dengan sultan cirebon.para penerus nya.
Hanya saja ada kebijakan dari kesultanan bahwa hanya keluarga kesultanan saja yang di perkenankan masuk kedalam astana gunung jati.
Namun menarik nya lagi di matangaji ada satu makam yang cukup unik tak terlihat lawas karena seperti nya senantiasa di rawat meski dengan nisan khas senada dengan semua nisan makam lain nya yang ada di komplek pemakaman itu.
Hanya saja makam satu ini tidak sejajar dengan makam lain nya.Bila makam lain nya (menghadap kiblat) kira kira membujur utara-selatan makam yang satu ini malah membujur barat ke timur.Konon saat di makam kan posisi makam ini sama seperti makam lain nya namun setelah proses pemakaman usai makam tersebut berubah sendiri ke posisi nya sekarang ini.
Konon kata pewaris kata nya kuburan itu sudah beberapa kali di perbaiki di sesuaikan dengan kuburan lain nya.namun lagi lagi kembali ke posisi itu dengan sendiri nya.
Siapa sebenar nya yang di makam kan di sana ? Yang pasti dia memang beda.
Nah begitulah cerita nya.
Gambar cuma ilustrasi
.... Asal Usul Desa Astana ....
Desa astana pemekaran dari desa jati merta atas usulan sultan cirebon kepada pemerintah kabupaten cirebon maka terbentuk lah desa astana
Sekarang pemerintah desa astana di.pimpin oleh seorang kuwu yang bernama Ageng Prihatin dan di bantu oleh 1 sekdes.6 kaur.4 kadus.dan 1 staf selama periode (2009-2015)
Pada umum nya perangkat desa mendapatkan carik/bengkong tetapi di desa astana tidak ada carik/bengkong hanya mendapatkan tunjangan dan bantuan provinsi.
Desa astana memiliki wisata religi yang banyak di kunjungi oleh peziarah dari seluruh nusantara.Pemerintah kabupaten cirebon melalui dinas pariwisata memberi pasilitas tempat parkir di kelola oleh perangkat desa.Pendapatan perangkat desa hanya pengandalkan para pengunjung/peziarah pada bulan ramadhan dan tidak ada pemasukan untuk perangkat desa Tetapi linmas/hansip di desa astana banyak berjumblah 24 orang.
.. Asal Usul Desa Astana ...
Begini cerita nya :
Astana gunung jati termasuk wilayah negeri/daerah singapura merupakan bawahan kerajaan pajajaran.Oleh karena letak nya di tepi pelabuhan muara jati maka berdatangan lah para pedagang asing seperti dari cina.arab.dan gujarat (pantai india barat) Ramai nya perahu dagang asing berlabuh di pelabuhan muara jati itu.Selain letak nya yang strategis bagi perniagaan juga karena penguasa negeri ki gede surasi jaga dan syahbandar nya ki gede tapa atau ku jujunan jati bersikap toleran terhadap setiap pedagang asing.
Pada sekitar tahun 1420 m datanglah serombongan pedagang dari bagdad yang di pimpin oleh syekh Idlofi Mahdi mereka memohon di perkenan kan menetap di sekitar perkampungan muara jati dengan alasan supaya dekat dengan pasar di kampung pasambangan di sekitar gunung jati untuk memperlancar perdagangan.Oleh ki surawijaya rombongan syekh Idlofi mahdi itu di izinkan tinggal di kampung pasambangan.Sejak itulah di samping dagang mereka sebagai mubaliq giat berdakwah mengajak masyarakat mengenal agama islam
Setelah mendengar tentang agama baru itu orang orang terus berdatangan dan menyatakan diri masuk islam dengan tulus ikhlas.Oleh karena yang memeluk islam lebih dalam syekh Idlofi di perkenan kan mengambil tempat di gunung jati sebagai pengguron islam.
Dengan cara yang bijaksana dan penuh hikmat dalam mengajarkan agama islam dalam relatif singkat pengikut nya semakin banyak dan tersebar sampai ke pusat kerajaan pajajaran.Hingga akhir nya pengguron kedatangan Raden walang sungsang dan adik nya nyi mas ratu rara santang serta istri nya nyi endang geulis yang bermaksud ingin mempelajari agama islam.Raden walang sungsang dan ratu rara santang ke 2 nya adalah putera puteri raja pajajaran prabu siliwangi dari perkawinan nya dengan nyi mas subang larang putri ki junjunan jati.Dengan demikian ke 2 nya adalah cucu dari syekh bandar pelabuhan muara jati.
Kedatangan mereka ke gunung jati di samping melaksanakan perintah ibunda nya sebelum meninggal yang bermaksud sungkem kepada eyang nya.
Kepergian mereka ke pengguron gunung jati tanpa seuzin ayahanda nya.Karena prabu siliwangi kembali memeluk agama budha setelah nyi subang larang meninggal dunia namun ke 2 putera puteri itu sudah di didik dan di beri petunjuk oleh alm ibu nya agar memperdalam agama islam di pengguron gunung jati.
Kehadiran keluarga pajajaran tersebut menjadikan syekh Idlofi semakin giat menyiarkan dan mengembangkan agama islam dan makin terkenal pula nama pengguron gunung jati.Sementara itu kegiatan dagang di serahkan kepada beberapa teman nya di mana seluruh waktu nya di curah kan untuk berjuang di jalan Allah Swt.
Di antara kebiasaan yang sering di lakukan syekh Idlofi di luar waktu dakwah yang selalu di perhatikan oleh santri santri nya ialah tafakur/menyendiri di goa di puncak gunung jati karena itulah maka para santi nya memanggil nya syekh Dzatul Kahfi artinya sesepuh yang mendiami goa.Selain sebutan itu karena bersinar atau siar nya gunung jati di luar daerah di sebabkan kemuliaan dakwah nya masarakat pasambangan menyebut nya syekh Nurjati artinya sesepuh yang menyinari atau mensyiarkan gunung jati.
Berkenaan dengan itu beliau senantiasa mengamati setiap santri yang akan meninggalkan pengguron dengan Settana artinya pegang teguh lah semua pelajaran yang di peroleh dari pengguron gunung jati jangan sampai lepas.Sejak saat itu orang menamakan kampung pasambangan dengan nama Settana gunung jati.Namun karena pada akhir nya gunung jati di gunakan untuk pemakaman terutama makam syekh Dzatul Kahfi sendiri.Maka pedukuhan jawa barat yang sebagian besar berbahasa sunda sebutan Settana di ganti menjadi Astana artinya kuburan.Walau pun demikian penduduk yang berbahasa jawa seperti cirebon.lodamaya.losari masih banyak yang menyebut nya Settana dengan demikian kampung pasambangan yang mencangkup gunung jati sampai sekarang di namakan kampung atau desa Astana Gunung Jati.
Nah begitu lah cerita nya
. Orang Cirebon : Orang Etnis Cirebon ..
Kawasan Dengan Konsentrasi Signifikan : Jawa Barat (kab.cirebon-kab.Indramayu)
Bahasa : Bahasa Cirebon.Bahasa Sunda Cirebon Bahasa Indonesia.
Agama : Islam
Kelompok Etnis Terdekat : Suku Sunda.Suku Jawa (Banyumas)
Orang atau etnis cirebon atau suku bangsa cirebon adalah : Kelompok etnis yang tersebar di sekitar kota cirebon dan kabupaten cirebon.kabupaten indramayu.kabupaten majalengka.sebelah utara atau biasa di sebut sebagai wilayah " pakaleran " kabupaten kuningan sebelah utara kabupaten subang sebelah utara mulai dari Blanakan.Pamanukan.hingga pusakanagara dan sebagian pesisir utara kabupaten Karawang mulai dari pesisir Pedes hingga pesisir Cilamaya di provinsi jawa barat dan di sekitar kecamatan Losari di kabupaten Brebes provinsi jawa tengah.Berjumblah sekitar 1,9 juta masyarakat suku cirebon.Memeluk agama islam bahasa yang di tuturkan oleh orang cirebon adalah gabungan dari bahasa jawa.sunda.arab dan china yang mereka sebut sebagai bahasa cirebon.Mereka juga memiliki dialek bahasa sunda tersendiri yang di sebut bahasa sunda cirebon.
... Pengakuan Suku Bangsa Tersendiri ..
Pada mula nya keberadaan etnis atau orang cirebon selalu di kaitkan dengan keberadaan suku sunda dan jawa.Namun kemudian eksitensi nya mengarah pada pembentukan budaya tersendiri mulai dari ragam batik pesisir yang tidak terlalu mengikuti pakem keraton jawa atau biasa di sebut batik pedalaman.Hingga timbul nya tradisi tradisi bercorak islam sesuai dengan di bangun nya keraton cirebon pada abad ke 15 yang berlandaskan islam 100%.Eksistensi dari keberadaan suku atau orang cirebon yang menyebut diri nya bukan suku sunda atau pun suku jawa akhir nya mendapat jawaban dari sensus penduduk tahun 2010 di mana pada sensus tahun tersebut tersedia kolom khusus bagi suku bangsa cirebon.Hal ini berarti keberadaan suku bangsa cirebon telah di akui secara nasional sebagai sebuah suku tersendiri.
Menurut erna tresna prihatin :
Indikator itu ( suku bangsa cirebon ) di lihat dari bahasa daerah yang di gunakan orang cirebon tidak sama seperti bahasa jawa atau sunda.Masyarakat cirebon juga punya identitas khusus yang membuat mereka merasa sebagai suku bangsa sendiri.Petunjuk lain nya yang mencirikan seseorang sebagai suku bangsa cirebon adalah dari nama nama nya yang tidak seperti orang jawa atau pun sunda namun belum ada penelitian lebih lanjut yang bisa menjelaskan tentang karakteristik identik tentang suku bangsa cirebon.Untuk menelusuri kesukuan seseorang hal itu bisa di lakukan dengan garis keturunan ayah kandung nya selain itu jika orang itu sudah merasa memiliki jiwa dan spirit daerah itu (daerah suku bangsa cirebon) maka ia berhak merasa sebagai suku yang di maksud.
Sejarah Desa Wiyong
Desa wiyong merupakan desa yang berada di daerah dataran rendah pantai utara pulau jawa dengan ketinggian -+ 1,5 meter di atas permukaan laut sebagian besar wilayah desa wiyong adalah lahan/sawah dan tegalan
..... Sejarah Desa Wiyong ....
Begini cerita nya
Pada awal nya wiyong adalah merupakan wilayah bagian selatan dari desa kedongdong.
Pada masa kolonial belanda pertama pada abad ke 17 an sering terjadi sengketa dengan para penjajah belanda dengan para tokoh dan masyarakat kedongdong dan sekitar nya.Komplik dan pertentangan antara penjajah dan tokoh tokoh masyarakat adalah di karena kan tingkah laku dan tindakan tindakan penjajah yang terlalu menghina merampas bahkan membunuh.di samping tekanan tekanan penguasa wilayah adat dan tradisi orang asing yang sangat mencolok para pribumi.
Puncak komplik dan pertentangan tokoh tokoh dan masyarakat kedongdong sekitar nya dengan kolonial belanda melahirkan meletus nya perang di kedongdong di tenggarai dengan terbunuh nya beberapa serdadu belanda yang datang di wilayah kedongdong.Perang kedongdong bagi pribumi di pimpin oleh ki gede kedongdong yang di dampingi oleh para tokoh dan jawara dari blok wiyong kedongdong bagian selatan.seperti Kh.Salimudin.ki ngabei.ki.serang.ki gede lemah abang.dan ki gede wanabadra
Dalam perang itu pejuang kedongdong juga di bantu oleh ki bagus serit dan ki bagus rangin dari wilayah bunder.
Terjadi nya perang kedongdong di mulai dengan kedatangan serdadu belanda dari arah tenggara.Dari wilayah inilah berkecambuk perang antara belanda dengan pasukan pribumi hingga mayat bergelimpangan (tingtele-jawa) hingga wilayah itu sekarang di sebut dukuh lele dan berputar putar lah pertempuran terus berkecambuk (wunyeng-jawa) dan kini tempat itu di sebut Unyengan
Dalam pertempuran itu pasukan kedongdong (pribumi) di bantu oleh pasukan wanita yang berdandan kain dan selendang (nyawet-jawa) di petegalan yang sekarang tempat itu di sebut Tegal Cawet dan untuk pasukan pribumi memiliki tempat persembunyian istimewa di pepohonan hutan gelap nan sunyi dan aneh di bawah lindungan Ki Wekar yang bersembunyi itu di sebut bunian yang sekarang lebih di kenal ki buyut bunian.Akhir perang antara belanda dengan pasukan pribumi kedongdong dan sekitar nya di menangkan oleh pasukan pribumi kedongdong dan belanda pun kalah tunggang langgang.
Setelah wilayah kedongdong aman dan masyarakat pun berkembang para tokoh pemerintahan kedongdong menyadari bahwa kemenangan perang kedongdong adalah atas jasa jasa para tokoh dari ki gede ki gede wiyong.Maka untuk menghargai jasa jasa itu akhir nya wilayah wiyong (kedongdong bagian selatan) di persilahkan untuk mandiri memiliki pemerintahan sendiri dan kala itu kuwu pertama desa wiyong adalah seorang ulama terkemuka yaitu Kh.Salimudin dengan wilayah wiyong yang pada awal nya di bagi menjadi 5 (lima) Kuanco yaitu Kuanco Wunut.Kuanco Lor.Kuanco Serang.Kuanco Wanabrada dan Kuanco Lemah abang dengan masing masing Kuanco di pimpin oleh ki gede nya masing masing.
Semenjak itu Wiyong berdampingan dengan desa kedongdong menjadi desa mandiri dan menata pembangunan dan kemakmuran yang sama sama di bawah naungan kerajaan cirebon.
Kata Wiyong berasal dari 2 kata yaitu Uwi dan Oyong nama 1 jenis sayuran kuno tanah jawa.nama ini selaras dengan umum nya nama desa desa khusus nya daerah jawa cirebon yang mengambil nama desa dari buah buahan atau tumbuhan yang ada dan tempat atau benda yang menonjol
Keberadaan nya konon di çeritakan wilayah wiyong di sebut wiyong karena dahulu kala masyarakat wiyong mempunyai kebiasaan berkebun uwi dan oyong di dataran sungai bagian selatan dari mulai wilyah royom hingga wilayah kulon yang hasil sayuran nya hingga di kenal kolonial belanda di samping wilayah wilayah itu wilayah tersebut di klan dengan blok wiyong dari kata uwi dan oyong yang sekarang ini dataran itu di sebut Wiyong Lor.
Daftar nama nama kepdes/kuwu desa wiyong yang di ketahui di antara nya :
1.Kuwu Salimudin 1818-1826
2.Kuwu Ngabehi 1826-1829
3.Kuwu arsitem 1829-1835
4.Kuwu Narsija 1835-1839
5.Kuwu karsiya/resep 1839-1849
6.Kuwu Mustari 1949-158
7.Kuwu Sarja 1958-1877
8.Kuwu H Said/sanyep 1877-1890
9.KH.konar 1890-1894
10.Pjs H duliman 1894-1895
11.KH Duliman 1895-1911
12.K lumun 1911-1932
13.Kuwu Redian 1932-1953
14.Kuwu Suryama 1953-1955
15.Kuwu Lumun 1955-1958
16.Pjs Kliwon amak 1958-1959
17.Kuwu tawan antawan 1959-1963
18.Kuwu Ramuna 1963-1967
19.Kuwu kumpul 1967-1984
20.Pjs kumpul 1984-1985
21.Kuwu mukoni 1985-1994
22.Pjs H subroto 1994-1995
23.Kuwu suwandi 1995-1997
24.Pjs nono marsono 1997-1999
25.KH mukoni 1999-2007
26.Pjs maryono 2008-2009
27.Pjs H subroto 2009-desember-2009
28.Kuwu Nyi Dasini 2009-?
29. ?
Nah begitu lah cerita nya
Gambar cuma ilusrasi saja